Membangun Budaya Multikultural di Tengah Paham Keberagaman dan Fundamentalisme
Main Article Content
Abstract
Religious teachings had always taught and wanted peace and prosperity for all mankind, both life in this world and the afterlife. However, the social reality was found in the behavior and limited discourse and understanding, attitudes cons of peace and prosperity. Claims of truth (truth claims) and absolute validity, often used as the basis of legitimacy for doing the aggression of faith that was embraced against other religions.
Article Details
How to Cite
Membangun Budaya Multikultural di Tengah Paham Keberagaman dan Fundamentalisme. (2017). Medina-Te : Jurnal Studi Islam, 12(2), 125-132. https://doi.org/10.19109/medinate.v12i2.1176
Section
Artikel
Penulis menyimpan hak cipta dan memberikan jurnal hak penerbitan pertama naskah secara simultan dengan lisensi di bawah Creative Commons Attribution License yang mengizinkan orang lain untuk berbagi pekerjaan dengan sebuah pernyataan kepenulisan pekerjaan dan penerbitan awal di jurnal ini.
Penulis bisa memasukkan ke dalam penyusunan kontraktual tambahan terpisah untuk distribusi non ekslusif versi kaya terbitan jurnal (contoh: mempostingnya ke repositori institusional atau menerbitkannya dalam sebuah buku), dengan pengakuan penerbitan awalnya di jurnal ini.
Penulis diizinkan dan didorong untuk mem-posting karya mereka online (contoh: di repositori institusional atau di website mereka) sebelum dan selama proses penyerahan, karena dapat mengarahkan ke pertukaran produktif, seperti halnya sitiran yang lebih awal dan lebih hebat dari karya yang diterbitkan. (Lihat Efek Akses Terbuka).
How to Cite
Membangun Budaya Multikultural di Tengah Paham Keberagaman dan Fundamentalisme. (2017). Medina-Te : Jurnal Studi Islam, 12(2), 125-132. https://doi.org/10.19109/medinate.v12i2.1176