Upah dan Etos Kerja pada Kasus Usaha Songket Palembang dalam Perspektif Islam dan Melayu
Main Article Content
Abstract
This research entitled "Wages and Working Ethics on Business Cases of Palembang Songket in Islamic and Malay Perspective", (1) the overview of Palembang songket effort during Sriwijaya and the Sultanate of songket craft has not become an economically valuable commodity since independence until now, songket has been oriented to life necessities. (2) the income of songket entrepreneurs is relatively high, and the workers are relatively low. There is a disparity of income between employers and workers, (3) As a solution to overcome income disparities between employers and Palembang songket workers, researchers offer a harmonious wage theory which is a combination of Islamic and Malay wage system, (4) work ethic of Palembang songket workers is diligent, diligent and resilient, not lazy.
Penelitian ini berjudul “Upah Dan Etos Kerja Pada Kasus Usaha Songket Palembang Dalam Perspektif Islam Dan Melayu”, (1) gambaran umum usaha songket Palembang pada masa Sriwijaya dan Kesultanan kerajinan songket belum menjadi komoditi bernilai ekonomis, sejak kemerdekaan sampai sekarang, songket telah berorientasi pada kebutuhan hidup. (2) pendapatan para pengusaha songket relatif tinggi, dan para pekerja relatif rendah. Terjadi disparitas pendapatan antara pengusaha dan pekerja, (3) Sebagai solusi mengatasi disparitas pendapatan antara pengusaha dan pekerja songket Palembang, Peneliti menawarkan teori upah harmonis yang merupakan gabungan sistem upah Islam dan Melayu, (4) etos kerja para pekerja songket Palembang adalah rajin, tekun dan ulet, bukan pemalas.
Penelitian ini berjudul “Upah Dan Etos Kerja Pada Kasus Usaha Songket Palembang Dalam Perspektif Islam Dan Melayu”, (1) gambaran umum usaha songket Palembang pada masa Sriwijaya dan Kesultanan kerajinan songket belum menjadi komoditi bernilai ekonomis, sejak kemerdekaan sampai sekarang, songket telah berorientasi pada kebutuhan hidup. (2) pendapatan para pengusaha songket relatif tinggi, dan para pekerja relatif rendah. Terjadi disparitas pendapatan antara pengusaha dan pekerja, (3) Sebagai solusi mengatasi disparitas pendapatan antara pengusaha dan pekerja songket Palembang, Peneliti menawarkan teori upah harmonis yang merupakan gabungan sistem upah Islam dan Melayu, (4) etos kerja para pekerja songket Palembang adalah rajin, tekun dan ulet, bukan pemalas.
Article Details
How to Cite
Upah dan Etos Kerja pada Kasus Usaha Songket Palembang dalam Perspektif Islam dan Melayu. (2018). Medina-Te : Jurnal Studi Islam, 14(1), 36-52. https://doi.org/10.19109/medinate.v14i1.2352
Section
Artikel
Penulis menyimpan hak cipta dan memberikan jurnal hak penerbitan pertama naskah secara simultan dengan lisensi di bawah Creative Commons Attribution License yang mengizinkan orang lain untuk berbagi pekerjaan dengan sebuah pernyataan kepenulisan pekerjaan dan penerbitan awal di jurnal ini.
Penulis bisa memasukkan ke dalam penyusunan kontraktual tambahan terpisah untuk distribusi non ekslusif versi kaya terbitan jurnal (contoh: mempostingnya ke repositori institusional atau menerbitkannya dalam sebuah buku), dengan pengakuan penerbitan awalnya di jurnal ini.
Penulis diizinkan dan didorong untuk mem-posting karya mereka online (contoh: di repositori institusional atau di website mereka) sebelum dan selama proses penyerahan, karena dapat mengarahkan ke pertukaran produktif, seperti halnya sitiran yang lebih awal dan lebih hebat dari karya yang diterbitkan. (Lihat Efek Akses Terbuka).
How to Cite
Upah dan Etos Kerja pada Kasus Usaha Songket Palembang dalam Perspektif Islam dan Melayu. (2018). Medina-Te : Jurnal Studi Islam, 14(1), 36-52. https://doi.org/10.19109/medinate.v14i1.2352