GAGASAN REKONSTRUKSI TRADISI MUSABAQAH TILAWATIL QURAN (MTQ) DALAM PERSPEKTIF RAHMATAN LIL ‘ALAMIN
Main Article Content
Abstract
Nilai-nilai universal yang terkandung dalam Alquran adalah pembawa rahmat untuk semesta alam, termasuk juga dalam pelaksanaan perlombaan berbasis Quran yang tiap tahun diadakan di Indonesia dan termanifestasi dalam Musabaqah Tilawatil Quran atau yang biasa disebut MTQ. Oleh karena itu, idealnya kegiatan MTQ banyak melibatkan seluruh umat. Pada awal pelaksanaannya, Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) berjalan dengan semangat kekeluargaan, kejujuran dan demi mensyiarkan dakwah Islam itu sendiri. Kenyataannya saat ini semarak MTQ di Indonesia diduga kuat telah tergeser seiring dengan problem empiris yang ikut menghiasi ajang tahunan tersebut, seperti manipulasi data peserta, kecurangan antar offisial, hingga adanya indikasi penilaian yang tidak transparan dan objektif pada Dewan Hakim yang diduga ingin memenangkan tuan rumah penyelenggara. Ditambah nuansa perlombaan yang dinilai stagnan dan monoton, maka perlu memikirkan ulang (rethinking) tentang konsep penyelenggaraan MTQ yang ada. Maka dalam penelitian ini ada dua hal yang hendak di kaji. Pertama, bagaimana fenomena kulturas dalam tradisi MTQ? Kedua, bagaimana rekonstruksi tradisi MTQ dalam perspektif rahmatan lil ‘alamin? Adapun metode yang digunakan pada penelitian kali ini adalah bersifat analisis deskriptif, yaitu suatu metode penelitian melalui pendekatan kualitatif yang dihasilkan dari suatu data yang dikumpulkan melalui survei di lapangan. Sementara teknik pengumpulan data yang digunakan adalah triangulasi yakni observasi, wawancara, dan dokumentasi. Dalam pada itu, penelitian ini berusaha menjawab dan memetakan berbagai problem dan kulturas MTQ yang ada seperti pedoman pelaksanaan, transparansi penilaian dewan juri, validitas kepesertaan MTQ, hingga kecurangan-kecurangan yang kerap terjadi dan menjadi hal permisif. Sehingga model penyelenggaraan MTQ yang akan datang adalah sebuah kegiatan yang representatif melingkupi nilai rahmatan lil’alamin itu sendiri dan sesuai dengan substansinya, bukan hanya ajang seremoni belaka, tetapi juga memiliki nuansa religius yang tipikal, dinamis, serta memiliki semacam kurikulum tertentu yang telah baku. Pada tataran pelaksanaannya inilah rekontruksi MTQ dapat dilakukan pengembangan dalam bidang seni, sains dan teknologi, budaya dan humaniora, teologi dan Epoleksoshankam yang kesemua bidang tersebut dapat memberi nuansa dan tampilan yang segar dalam ajang tahunan ini, baik dari sistem penyelenggaraan, upacara seremoni, hingga substansi materi MTQ sesuai dengan visi Islam rahmatan lil alamin yang dapat dirasakan oleh semua lapisan masyarakat.
Article Details
How to Cite
Azwar, Alfi Julizun. “GAGASAN REKONSTRUKSI TRADISI MUSABAQAH TILAWATIL QURAN (MTQ) DALAM PERSPEKTIF RAHMATAN LIL ‘ALAMIN”. Jurnal Ilmu Agama: Mengkaji Doktrin, Pemikiran, dan Fenomena Agama 19, no. 1 (June 30, 2018). Accessed April 27, 2025. https://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/JIA/article/view/2379.
Section
Artikel Juni 2018
The requirements that must be met by the author are as follows:
- The author saves the copyright and gives the journal simultaneously with the license under Creative Commons Attribution License which permits other people to share the work by stating that it is firstly published in this journal.
- The author can post their work in an institutional repository or publish it in a book by by stating that it is firstly published in this journal.
- The author is allowed to post their work online (for instance, in an institutional repository or their own website) before and during the process of delivery. (seeOpen Access Effect).
How to Cite
Azwar, Alfi Julizun. “GAGASAN REKONSTRUKSI TRADISI MUSABAQAH TILAWATIL QURAN (MTQ) DALAM PERSPEKTIF RAHMATAN LIL ‘ALAMIN”. Jurnal Ilmu Agama: Mengkaji Doktrin, Pemikiran, dan Fenomena Agama 19, no. 1 (June 30, 2018). Accessed April 27, 2025. https://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/JIA/article/view/2379.