Makna Qalb dalam Al-Qur’an Berbasis Tafsir Mafatih al-Ghaib dan Neurosains
Main Article Content
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna qalb. Qalb dilafazkan 168 kali di dalam Al-Qur’an. Hingga saat ini, masih terdapat perdebatan makna dari kata tersebut, apakah merujuk pada jantung atau otak. Arti kata qalb yang sering dirujuk sebagai hati, menjadikan maka qalb cenderung ditujukan kepada jantung. Metode penelitian yang digunakan adalah studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa qalb merujuk kepada otak sebagai organ, dan segala fungsi atau sifat yang melekat pada ayat berupa berpikir, merasakan, dan sebagainya adalah kognisi dari otak manusia. Dengan demikian qalb bukanlah berarti hati atau jantung, melainkan otak yang ada di dalam kepala manusia.
Article Details
How to Cite
[1]
“Makna Qalb dalam Al-Qur’an Berbasis Tafsir Mafatih al-Ghaib dan Neurosains”, intelektualita, vol. 12, no. 2, Oct. 2023, doi: 10.19109/intelektualita.v12i2.19190.
Section
Articles
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work
How to Cite
[1]
“Makna Qalb dalam Al-Qur’an Berbasis Tafsir Mafatih al-Ghaib dan Neurosains”, intelektualita, vol. 12, no. 2, Oct. 2023, doi: 10.19109/intelektualita.v12i2.19190.