Relativisme Etika Keyakinan Moral: Sebuah Ijtihad Etik Umar bin Khattab
Main Article Content
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola epistemologi perubahan fikih ke etika pada masa Umar bin Khattab. Metode penelitian yang digunakan adalah holistika, hermeneutika dengan pendekatan kefilsafatan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa ijtihad Umar, yang secara peristiwa terkesan mengalami evolusi dari teks kepada konteks, dalam waktu yang berbeda, adalah lebih kepada mempertimbangkan etika dasar kesadaran moral Islam-nya. Jadi, tidak semata-mata selesai jika hanya dilihat dari teks dan konteks penerapan nas-nas. Melainkan juga penting dilihat kebutuhan penerapan kesadaran nilai-nilai etika. Dengan adanya ijtihad Umar, dan dari sudut paradigma lainnya, dapat dinyatakan bahwa pemikiran Umar, lebih mengedepankan relativisme etika keyakinan moral berbasis Islam. Sehingga, ada pertimbangan moral yang menghendaki putusan, yang jauh lebih baik dari putusan moral lainnya, pada waktu itu.
Article Details
How to Cite
“Relativisme Etika Keyakinan Moral: Sebuah Ijtihad Etik Umar Bin Khattab”. Intizar 25, no. 2 (April 28, 2020): 107–114. Accessed May 9, 2025. https://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/intizar/article/view/4591.
Section
Artikel
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work
How to Cite
“Relativisme Etika Keyakinan Moral: Sebuah Ijtihad Etik Umar Bin Khattab”. Intizar 25, no. 2 (April 28, 2020): 107–114. Accessed May 9, 2025. https://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/intizar/article/view/4591.
References
Ash-Shallabi, A. M. (2008). Biografi Umar bin Al-Khathab. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.
Azra, A. (1996). Ensiklopedi Islam. Jakarta: Intermasa.
Djazuli, A. (2003). Fiqh siyasah: implementasi kemaslahatan umat dalam rambu syariat. Jakarta: Predana Media.
Haekal, M. H. (1998). Sejarah Hidup Muhammad. (A. Audah, Trans.). Jakarta: Litera AntarNusa.
Katsir, I. (2003). Tafsir Ibnu Katsir. (A. Ghoffar & M. Abdul, Trans.). Bogor: Pustaka Imam asy Syafi’i.
Nu’mani, S. M. S. (2015). Serial Lelaki yang Dijamin Masuk Surga, Best Stories of Umar bin Khaththab. (A. Aziz, Trans.). Jakarta: Kaysa Media.
Sabiq, S. (1987). Fikih Sunnah. (K. A. Marzuki, Trans.). Bandung: Al-Ma’arif.
Shihab, M. Q. (2000). Tafsir Al-Mishbah Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Quran. Jakarta: Lenteng Hati.
Syafrin, N. (2009). Konstruk Epistemologi Islam: Telaah bidang Fiqh dan Ushul Fiqh. TSAQAFAH, 5(2), 227–256.
Azra, A. (1996). Ensiklopedi Islam. Jakarta: Intermasa.
Djazuli, A. (2003). Fiqh siyasah: implementasi kemaslahatan umat dalam rambu syariat. Jakarta: Predana Media.
Haekal, M. H. (1998). Sejarah Hidup Muhammad. (A. Audah, Trans.). Jakarta: Litera AntarNusa.
Katsir, I. (2003). Tafsir Ibnu Katsir. (A. Ghoffar & M. Abdul, Trans.). Bogor: Pustaka Imam asy Syafi’i.
Nu’mani, S. M. S. (2015). Serial Lelaki yang Dijamin Masuk Surga, Best Stories of Umar bin Khaththab. (A. Aziz, Trans.). Jakarta: Kaysa Media.
Sabiq, S. (1987). Fikih Sunnah. (K. A. Marzuki, Trans.). Bandung: Al-Ma’arif.
Shihab, M. Q. (2000). Tafsir Al-Mishbah Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Quran. Jakarta: Lenteng Hati.
Syafrin, N. (2009). Konstruk Epistemologi Islam: Telaah bidang Fiqh dan Ushul Fiqh. TSAQAFAH, 5(2), 227–256.