Prespektif Islam Mengenai Tradisi Manganan di Punden Mbah Rahmad Desa Gelang Kabupaten Jepara

Isi Artikel Utama

Muhammad Nur Khabib

Abstrak

Tradisi manganan atau disebut juga dengan nyadran merupakan suatu tradisi yang masih terjaga dan terlestarikan sampai kini oleh masyarakat desa gelang, kecamatan keling, kabupaten Jepara. Biasanya dilaksanakan ketika menjelang perayaan sedekah bumi. Penelitian ini menggunakan metode deskripsi kualitatif. Hasil dari wawancara, serta studi pustaka kemudian dianalisis menggunakan metode kualitatif yang bersifat deskriptif analisis. Hasil dari penelitian ini menerangkan bahwa 1) Pelaksanaan Tradisi Manganan di Punden Mbah Rahmad bertujuan sebagai media bersyukur kepada Allah atas melimpahnya hasil bumi dan sebagai do’a supaya dijauhkan dari malapetaka dan penyakit 2) Simbol dan makna dari tradisi manganan yang terdiri dari  daun berjajar mengandung makna tata cara sholat berjamaah, nasi dan lauk pauk yang mengandung makna simbol kerukunan antara sesama masyarakat, bubur abang putih melambangkan asal usul seorang anak, kemenyan yang mengandung makna sarana seseorang untuk memanjatkan doa, 3) Mengenai prespektif agama Islam terhadap tradisi manganan, dapat dihubungkan dari kaidah Imam Syafi’i yang menyebutkan bahwa menghargai gagasan yang tumbuh dan dijadikan panutan di kalangan masyarakat itu lebih baik, daripada memperselisihkan sunnah yang masih ikhtilah.

Rincian Artikel

Cara Mengutip
“Prespektif Islam Mengenai Tradisi Manganan Di Punden Mbah Rahmad Desa Gelang Kabupaten Jepara”. TAMADDUN 20, no. 1 (June 29, 2020): 68–82. Accessed April 19, 2025. https://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/tamaddun/article/view/5594.
Bagian
Artikel

Cara Mengutip

“Prespektif Islam Mengenai Tradisi Manganan Di Punden Mbah Rahmad Desa Gelang Kabupaten Jepara”. TAMADDUN 20, no. 1 (June 29, 2020): 68–82. Accessed April 19, 2025. https://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/tamaddun/article/view/5594.