SEJARAH KERESIDENAN PALEMBANG
Isi Artikel Utama
Abstrak
Abstract:Since the abolition of the Sultanate of Palembang Darussalam in 1825 by the Dutch colonial government, the town changed its status becoming Resident region, led by a Resident. Pointing Dutch government or lift a man named J.L. van Sevenhoven as First Resident. Palembang residency divided into several Afdeeling except in the capital of Palembang. Afdeeling each headed by a Resident Assistant. Each Afdeeling consists of Onder Afdeeling headed by a controller. Each Onder Afdeeling there are clans, each headed by a Chief Marga (Pasirah). While the capital city of Palembang is divided into two, namely the District across Ilir District and District Seberang Ulu held by a Demat. Residency of Palembang, Jambi, Lampung and Bangka Belitung included in the Province of South Sumatra, is the fourth residency in the early days were in the area Administrative Sumatra (1 province) with capital of Medan, Sumatra then divided into 3 new Province namely: North Sumatra Province (It consists of Residency of Aceh, East Sumatra (Medan), and Tapanuli), Central Sumatra Province (It consist of Resident of West Sumatra (Bukit Tinggi), Riau, Jambi), South Sumatra Province (consisting of: Residency of Palembang, Bengkulu, Lampung and Bangka-Belitung). Post-Expansion into 3 provinces of Sumatra, Palembang Resident position changes its status to the Governor of South Sumatra. Keywords: Residency of Palembang, Resident, South Sumatra Province, Governor.
Rincian Artikel
Cara Mengutip
“SEJARAH KERESIDENAN PALEMBANG”. TAMADDUN 14, no. 2: 129–146. Accessed April 14, 2025. https://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/tamaddun/article/view/128.
Terbitan
Bagian
Artikel
Syarat yang harus dipenuhi oleh Penulis sebagai berikut:
- Penulis menyimpan hak cipta dan memberikan jurnal hak penerbitan pertama naskah secara simultan dengan lisensi di bawah Creative Commons Attribution License yang mengizinkan orang lain untuk berbagi pekerjaan dengan sebuah pernyataan kepenulisan pekerjaan dan penerbitan awal di jurnal ini.
- Penulis bisa memasukkan ke dalam penyusunan kontraktual tambahan terpisah untuk distribusi non ekslusif versi kaya terbitan jurnal (contoh: mempostingnya ke repositori institusional atau menerbitkannya dalam sebuah buku), dengan pengakuan penerbitan awalnya di jurnal ini.
- Penulis diizinkan dan didorong untuk mem-posting karya mereka online (contoh: di repositori institusional atau di website mereka) sebelum dan selama proses penyerahan, karena dapat mengarahkan ke pertukaran produktif, seperti halnya sitiran yang lebih awal dan lebih hebat dari karya yang diterbitkan. (Lihat Efek Akses Terbuka).
Cara Mengutip
“SEJARAH KERESIDENAN PALEMBANG”. TAMADDUN 14, no. 2: 129–146. Accessed April 14, 2025. https://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/tamaddun/article/view/128.