Perkembangan Islam dan Praktek Islam dalam Selebaran Film Indonesia di Era Soeharto (1966-1998)
Isi Artikel Utama
Abstrak
Using a corpus of 300 film flyers issued between 1966 and 1998, this article examines how Islam was depicted in advertisements for Indonesian films under the Suharto government. It finds that, although explicit symbols of Islamic religiosity were generally not included in film flyers, such depictions could still be found, both in flyers for films intended to preach Islamic values as well as in flyers for films with more general themes. Markers of Islam identified include turbans, skullcaps, headscarves, language, the Qur'an, prayers, prayer beads, mosques, and the Kaaba, all of which were used to portray an Islamic identity that was in some ways highly normative while in other ways quite diverse. Though these flyers tempered the exclusivity of Islamic identity, they are also indicative of the religion's special position in contemporary Indonesian popular discourse. The use of these markers, thus, underscores the dynamicity and fluidity of discourse on Islamic identity in Suharto-era Indonesia and emphasizes the need to recognize the contributions of popular culture to national discourse of identity, religious or otherwise.
Rincian Artikel
Cara Mengutip
Perkembangan Islam dan Praktek Islam dalam Selebaran Film Indonesia di Era Soeharto (1966-1998). (2017). Wardah, 18(1), 13-33. https://doi.org/10.19109/wardah.v18i1.1430
Terbitan
Bagian
Artikel
- Penulis menyimpan hak cipta dan memberikan jurnal hak penerbitan pertama naskah secara simultan dengan lisensi di bawah Creative Commons Attribution License yang mengizinkan orang lain untuk berbagi pekerjaan dengan sebuah pernyataan kepenulisan pekerjaan dan penerbitan awal di jurnal ini.
- Penulis bisa memasukkan ke dalam penyusunan kontraktual tambahan terpisah untuk distribusi non ekslusif versi kaya terbitan jurnal (contoh: mempostingnya ke repositori institusional atau menerbitkannya dalam sebuah buku), dengan pengakuan penerbitan awalnya di jurnal ini.
- Penulis diizinkan dan didorong untuk mem-posting karya mereka online (contoh: di repositori institusional atau di website mereka) sebelum dan selama proses penyerahan, karena dapat mengarahkan ke pertukaran produktif, seperti halnya sitiran yang lebih awal dan lebih hebat dari karya yang diterbitkan. (Lihat Efek Akses Terbuka).
Cara Mengutip
Perkembangan Islam dan Praktek Islam dalam Selebaran Film Indonesia di Era Soeharto (1966-1998). (2017). Wardah, 18(1), 13-33. https://doi.org/10.19109/wardah.v18i1.1430