Dakwah Humanis dalam Lintasan Sejarah Islam
Isi Artikel Utama
Abstrak
Dakwah adalah kegiatan mengajak dan menyeru manusia untuk mengenal Allah yang termanifestasi dalam al-quran dan hadist. Sedangkan humanisme adalah aliran filsafat yang menyatakan bahwa tujuan pokok yang dimilikinya adalah untuk keselamatan dan kesempurnaan manusia. Dakwah humanis bisa dikatakan dakwah yang menampilkan sikap-sikap kemanusiaan dan menjadikan manusia sebagai obyek yang harus dihargai, diberi keadilan, kesejahteraan dan diberik sikap-sikap penghormatan sebagai ciptaan Allah Swt. Dalam lintasan sejarah Islam, Nabi Muhammad Saw adalah role model utama sebagai penunjuk arah dakwah humanis. Sikap Nabi Muhammad yang penuh dengan kasih sayang, cinta dan menunjukkan keteladanan paling baik hingga saat ini, menjadikan Islam yang dibawanya sebagai agama yang humanis. Para penerusnya pun baik dari kalangan khulafaurrasyidin yang pada tulisan ini diwakili oleh Umar bin Khattab, pada Dinasti Umayyah bisa dilihat sikap luhur Umar bin Abdul Aziz serta masa Dinasti Abbasiyah, Harun Al-Rasyid menjadi sentral untuk dakwah humanis. Islam dalam sejarahnya hingga kini berhasil dengan gemilang tampil di dunia sebagai agama yang menjunjung tinggi kemanusiaan, keadilan, dan egaliter, hal itu terus berjalan disampaikan para pendakwah dengan sangat humanis tentu tidak terlepas pada panduan utama Al-qur’an dan hadist.
Rincian Artikel
Cara Mengutip
Dakwah Humanis dalam Lintasan Sejarah Islam. (2021). Wardah, 22(1), 14-38. https://doi.org/10.19109/wardah.v22i1.9004
Terbitan
Bagian
Artikel
- Penulis menyimpan hak cipta dan memberikan jurnal hak penerbitan pertama naskah secara simultan dengan lisensi di bawah Creative Commons Attribution License yang mengizinkan orang lain untuk berbagi pekerjaan dengan sebuah pernyataan kepenulisan pekerjaan dan penerbitan awal di jurnal ini.
- Penulis bisa memasukkan ke dalam penyusunan kontraktual tambahan terpisah untuk distribusi non ekslusif versi kaya terbitan jurnal (contoh: mempostingnya ke repositori institusional atau menerbitkannya dalam sebuah buku), dengan pengakuan penerbitan awalnya di jurnal ini.
- Penulis diizinkan dan didorong untuk mem-posting karya mereka online (contoh: di repositori institusional atau di website mereka) sebelum dan selama proses penyerahan, karena dapat mengarahkan ke pertukaran produktif, seperti halnya sitiran yang lebih awal dan lebih hebat dari karya yang diterbitkan. (Lihat Efek Akses Terbuka).
Cara Mengutip
Dakwah Humanis dalam Lintasan Sejarah Islam. (2021). Wardah, 22(1), 14-38. https://doi.org/10.19109/wardah.v22i1.9004