PERIWAYATAN HADIS BIL MAKNA Implikasi dan Penerapannya sebagai ‘Uji’ Kritik Matan di Era Modern

Main Article Content

Hedhri Nadhiran

Abstract

Salah satu persoalan di bidang hadis yang menjadi topik perdebatan sejak masa shahabat hingga sekarang adalah tentang periwayatan hadis secara makna (al-riwayat bi al-makna). Perdebatan ini muncul terkait dengan kebolehan atau tidaknya periwayatan dengan cara tersebut karena adanya perkataan Nabi yang ‘melarang’ dan ‘membolehkan’, juga adanya kekhawatiran bahwa kebolehan tersebut berpeluang pada  berubahnya makna hadis sebagai konsekuensi dari perubahan teks. Jika hal ini dibiarkan, akan berakibat pada kemungkinan terjadinya distorsi dan perubahan ajaran agama. Hanya saja mayoritas ulama membolehkannya dengan sejumlah persyaratan, sebagai bentuk ‘kemudahan’ dalam periwayatan hadis. Dalam perkembangannya, periwayatan bil makna dapat berupa empat variasi periwayatan, yaitu al-ikhtishar dan al-taqthi’, al-taqdim wa al-ta’khir, al-ziyadah dan al-nuqshan, dan al-Ibdal. Adanya variasi pada matan inilah yang kemudian mendorong para pengkaji hadis di era modern, menjadikan persoalan periwayatan bil makna sebagai langkah untuk mengkritisi kembali hadis-hadis Nabi.

Article Details

How to Cite
Nadhiran, Hedhri. “PERIWAYATAN HADIS BIL MAKNA Implikasi Dan Penerapannya Sebagai ‘Uji’ Kritik Matan Di Era Modern”. Jurnal Ilmu Agama: Mengkaji Doktrin, Pemikiran, dan Fenomena Agama 14, no. 2 (April 15, 2016): 187–207. Accessed April 16, 2025. https://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/JIA/article/view/476.
Section
Artikel

How to Cite

Nadhiran, Hedhri. “PERIWAYATAN HADIS BIL MAKNA Implikasi Dan Penerapannya Sebagai ‘Uji’ Kritik Matan Di Era Modern”. Jurnal Ilmu Agama: Mengkaji Doktrin, Pemikiran, dan Fenomena Agama 14, no. 2 (April 15, 2016): 187–207. Accessed April 16, 2025. https://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/JIA/article/view/476.

References

Abou El-Fadl, Khaled M., Atas Nama Tuhan: Dari Fikih Otoriter ke Fikih Otoritatif, terj., Jakarta: Serambi, 2004

Abu Zahw, Muhammad Muhammad, al-Hadis wa al-Muhaddisun, t.tp.: al-Maktabah al-Tawfiqiyyah, t.th.

Amin, Kamaruddin, Menguji Kembali Keakuratan Metode Kritik Hadis, Jakarta: Hikmah, 2009

‘Ajjaj al-Khatib, Muhammad, al-Sunnah Qabla al-Tadwin, Dar al-Fikr: Beirut: 2001

‘Awwamah, Muhammad, Melacak Akar Perbedaan Mazhab: Pengaruh Penggunaan Hadis Terhadap Perbedaan Pendapat di Kalangan Ulama., Jakarta: Pustaka Hidayah, 1997

Al-Jawwabiy, Muhammad Thahir, Juhud al-Muhaddisin fi Naqd Matn al-Hadis al-Nabawi al-Syarif, Tunisia, Muassasah ‘A. al-Karim ibn Abdullah, t.th.

Al-Adabiy, Shalahuddin ibn Ahmad, Manhaj Naqd Matn ‘Inda ‘Ulama’ al-Hadis al-Nabawiy, Beirut: Dar al-Afaaq al-Jadidah, 1983

Ibn al-Shalah, Abu ‘Amr Usman ibn Abdurrahman al-Syayrazi, Ulum al-Hadis, Naskah ditahqiq oleh Nuruddin ‘’Itr, Damaskus: Dar al-Fikr, 2004

Noorhidayati, Salamah, Kritik Teks Hadis: Analisis tentang al-Riwayah bi al-Ma’na dan Implikasinya bagi Kualitas Hadis, Jember: Center for Society Studies dan P3M STAIN Tulungagung, 2008

Syuhudi Ismail, M., Kaedah Kesahihan Sanad Hadis: Tela’ah Kritis dan Tinjauan dengan Pendekatan Ilmu Sejarah, Jakarta: Bulan Bintang, 1988

_____________, Metode Penelitian Hadis Nabi, Jakarta: Bulan Bintang, 1992

Zuhri, Muh., Telaah Matan Hadis: Sebuah Tawaran Metodologis, Yogyakarta: LESFI, 2003