MAKNA SATIRE KESENIAN SENJANG MUSI BANYUASIN SUMATERA SELATAN DALAM PERSPEKTIF SEMIOTIKA KOMUNIKASI
Isi Artikel Utama
Abstrak
Penelitian ini berusaha mendeskripsikan makna satire tersirat pada syair kesenian senjang Masyarakat Musi Banyuasin Sumatera Selatan. Syair kesenian senjang ini menggunakan Bahasa daerah setempat yang berbentuk pantun, disyairkan oleh satu sampai dua orang penyair. Satire yang digunakan pun beragam mulai dari berbentuk persuasi, kritikan ataupun sindiran sehingga menarik untuk dikaji lebih lanjut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan analisis semiotika komunikasi Roland Barthes. Semiotika akan mengenali tanda dan makna pada syair, dengan tinjauan teoritis satire dan semiotika komunikasi. Rumusan masalah dalam penelitian ini ialah bagaimana makna satire pada kesenian senjang dari sudut pandang semiotika komunikasi?. Tujuan dari penelitian ini ialah mengetahui serta mendeskripsikan makna satire yang tertuang pada syai-syair senjang. Makna satire sesuai dengan semiotika komunikasi Roland Barthes meliputi denotasi (makna yang sesungguhnya) dan konotasi (makna ganda), yang diistilahkan dengan signifier (penanda) dan signified (petanda). Sehingga kesimpulan dari penelitian ini bahwa kesenian senjang juga dilantunkan dalam bentuk satire penuh dengan makna, dan makna yang tersirat lebih condong pada politik.