Peran Kepemimpinan PJ Walikota Ratu Dewa Terhadap Premanisme di Kawasan Wisata Kota Palembang

Abstrak

Penelitian ini dilatar belakangi dengan kepemimpinan Ratu Dewa sebagai PJ Walikota Palembang yang mampu melaksanakan perannya dalam mengatasi fenomena aksi premanisme yang terjadi dikawasan wisata Kota Palembang tepatnya di Benteng Kuto Besak dan Jemabatan Ampera, yang meresahkan masyarakat sekitar, terutama wisatawan. Fenomena tersebut berkaitan dengan peran kepemimpinan Pj walikota Palembang dalam berkomitmen untuk memberikan kenyamanan dan keamanan bagi wisatawan yang berkunjung di kota Palembang. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran kepemimpinan Pj walikota Palembang dalam berkomitmen untuk memberikan kenyamanan dan keamanan bagi wisatawan yang berkunjung di kota Palembang.  Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian lapangan. Sedangkan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sumber data primer pada penelitian ini adalah sekretaris Satuan Polisi Pamong Praja Kota Palembang, dan pengelola destinasi wisata. Data sekunder bersumber dari buku, jurnal, dan sumber tertulis lainnya. Dalam menganalisis penelitian menggunakan teori Peran menurut Mintzberg. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ratu Dewa menjalankan perannya sebagai PJ Walikota dengan peran antar pribadi (interpersonal role)  Ratu Dewa sebagai pemimpin mampu mengarahkan tim keamanan memberikan arahan kepada Danru, Kasi, Kabid dengan memberikan arahan dengan setiap personil untuk bimbingan dari pusat untuk menjaga kemanan. Hubungan dengan informasi (informational role) Ratu Dewa secara terbuka memperoleh informasi dari keluhan masyarakat lokal maupun wisatawan, dan melakukan secara langsung meninjau lokasi BKB dan jembatan ampera sebagai salah satu wliayah dengan aksi premanisme. Peranan pengambilan keputusan (decisional role) Ratu Dewa merancang mekanisme pendirian dengan mendirikan posko terpadu guna melakukan pengawasan yang dilakukan selama 24 jam.