ETIKA KOMUNIKASI PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL “INSTAGRAM” OLEH GENERASI Z ( Studi pada Mahasiswa Fakultas FISIP UIN Raden Fatah Palembang) STUDI PADA MAHASISWA FAKULTAS FISIP UIN RADEN FATAH PALEMBANG

الملخص

Komunikasi yang dilakukan dalam media sosial tidak selalu memakai bahasa yang baku, atau bahasa yang sesuai dengan ejaan yang disempurnakan (EYD) bahasa Indonesia, ini menyebabkan banyaknya pengguna media sosial ini mengabaikan aspek nilai, norma dan etika berkomunikasi. Sistem pengaturan pergaulan tersebut menjadi saling menghormati dan dikenal dengan sebutan sopan santun, tata krama, protokoler dan lain-lain. Maksud pedoman pergaulan tidak lain untuk menjaga kepentingan masing-masing yang terlibat agar mereka senang,tenang, tentram, terlindung tanpa merugikan kepentingannya serta terjamin agar perbuatannya yang tengah dijalankan sesuai dengan adat kebiasaan yang berlaku dan tidak bertentangan dengan hak-hak asasi umumnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Etika komunikasi penggunaan media sosial instagram pada mahasiswa Fakultas FISIP UIN Raden Fatah Palembang. Pendekatan pengkajian yang dipakai dalam penelitian ini ialah pendekatan penelitian yang bersifat kualitatif yang menggunakan pengumpulan data seperti observasi,wawancara, dan dokumentasi.Berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti lakukan, peneliti menyimpulkan bahwa; Etika komunikasi penggunaan media sosial “Instagram” pada mahasiswa Fisip Uin Raden Fatah Palembang yaitu dengan kenali aturannya, sebelum bermedia sosial, dihimbau pengguna untuk mengetahui aturan yang berlaku. Pahami batas usia pengguna media sosial, media sosial tidak memiliki filter konten di dalamnya, sehingga seringkali muncul berbagai gambar atau berita negatif yang tidak sepatutnya dilihat oleh anak. Kemudian Perhatikan unggahan, pengguna media sosial juga diharapkan dapat pandai-pandai memilah hal-hal pribadi untuk diunggah. Saring sebelum sharing, karena yang masih menelan mentah informasi yang mereka dapatkan dan langsung menyebar luaskan berita tersebut tanpa diketahui kebenarannya sehingga menyebabkan berita hoax tersebut lebih cepat viral, terutama dalam penggunaan media sosial.